Seperti dikutip detikcom, Selasa (27/1/2015), akun FB itu memiliki foto profil Andrew dan Myuran yang tengah berangkulan. Salah satu yang diposting yaitu sebuah surat terbuka dengan foto Komisaris Australian Federal Police (AFP) Mick Keelty tengah menodongkan pistol kepada Myuran.
Menurut pengacara Bali Nine, Robert Myers, Keelty merupakan pejabat AFP yang memberitahukan ke Polri akan adanya penyelundupan heroin oleh sindikat seberat 8 kg itu pada 17 April 2005. Setibanya di Bandara I Gusti Ngurah Rai, 9 warga Australia dibekuk. Media menyebut 9 orang itu sebagai 'Bali Nine'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muncul juga dalam ilustrasi itu Corby dengan menahan tangis. Corby merupakan terpidana narkoba yang diberikan grasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan hukumannya dikurangi dari 20 tahun penjara menjadi 15 tahun penjara. Corby kini mendapat status bebas bersyarat.
Empat orang ini diberi latar belakang bendera Australia yang berkibar. Dalam ilustrasi tersebut, tidak ada nada protes terhadap Indonesia ataupun kritikan terhadap hukum Indonesia.
Ilustrasi di atas seirama dengan pernyataan pengacara Bali Nine, Robert Myers, sebagaimana dilansir media ABC Australia. Menurut Myers, hukuman mati yang dijatuhkan terhadap Bali Nie merupakan kesalahan pemerintah Australia yang membiarkan mereka lolos ke Indonesia. Padahal apabila ditangkap di Australia, maka anggota Bali Nine tidak perlu ada yang dijatuhi hukuman mati karena di Australia hukuman mati sudah dihapus. Padahal Keelty mengetahui Indonesia masih menerapkan hukuman mati.
Di dunia nyata, warga Sydney menggelar konser musik penolakan terhadap eksekusi mati Andrew dan Myuran. Konser dukungan itu diorganisir oleh artis Australia, Ben Quilty, teman Myuran yang sekaligus guru melukisnya. Konser itu dimeriahkan oleh penyanyi Megan Washington, Josh Pyke dan anggota dari band Midnight Oil dan Noiseworks. Penyanyi Jenny Morris, yang juga terlibat dalam konser ini mengatakan konser ini merupakan bentuk kasih sayang.
(asp/nrl)