Menurut Kepsek SMP 21 Pekanbaru, Illa Litta, kepada detikcom, Selasa (27/1/2015), aksi saling lempar batu itu terjadi saat jam istirahat atau sekitar pukul 10:30 WIB. Awalnya, siswa kelas 3 dilempar pampers dari luar tembok sekolah oleh anak-anak lingkungan sekitar. Kemudian, ada lemparan botol dari luar sekolah.
"Para siswa sudah bilang tak ingin cari masalah. Tapi lemparan tetap dilakukan dari luar," kata Illa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lama kemudian, akhirnya anak warga sekitar dengan siswa SMP 21 akhirnya saling melempar batu.
"Saat saling lempar, salah seorang warga (Ibu Desi) terkana lemparan batu dari pihak siswa kami," kata Illa.
Ketika itu, sistuasi sudah mulai reda. Ini karena pihak RT setempat akhirnya menengahi atas kasus tersebut.
"Pak RT akhirnya membawa anak-anak warganya ke sekolah kami untuk menyelesaikan. Kami pun duduk bersama untuk menyelesaikan," kata Illa.
Karena mendapat kabar ada warga yang menjadi korban, lanjut Illa, usai pulang sekolah, sejumlah guru menjenguk korban di rumah sakit sore itu.
"Saat utusan sekolah ke rumah sakit, ternyata korban akhirnya meninggal dunia. Kami turut prihatin atas masalah ini," kata Illa.
Lantas apa penyebabnya bisa saling melempar batu? "Inilah yang lagi kami telusuri. Kami sendiri tidak tahu pasti kenapa sampai bisa saling mengejek," kata Illa.
"Siswa saya pun tidak tahu kalau lemparan batu mereka mengenai warga. Karena kan sekolah kita dengan lingkungan sekitar dibatasi tembok," kata Illa.
Jenazah Desi dibawa ke kampung halaman di Sumatera Barat. Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi sempat menjenguk korban ke rumah duka, Senin (26/1) malam.
(cha/try)