Rudi Winandoko, sudah hampir dua tahun berkuliah di Columbia University, New York. Dia kini tinggal di kawasan dekat kampus, Morningside Heights, Manhattan.
Kepada detikcom, Selasa (27/1/2015), Rudi bercerita tentang suasana terakhir di sana yang hampir memasuki tengah malam. Menurutnya, sudah ada larangan berpergian di New York setelah lewat pukul 23.00 waktu setempat, Senin (26/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah masuk state of emergency. Bahaya pun dianggap life-threatning. Semua governor di daerah-daerah yang kena sampai blizzard mengimbau semua penduduknya untuk stay di rumah," sambungnya.
Hanya saja, bagi Rudi, badai salju ini belum terlihat berbeda dengan badai-badai sebelumnya. Selama tinggal di sana, Rudi sudah menghadapi dua kali badai salju.
"Saya masih merasa winter tahun lalu lebih parah," terangnya.
Terakhir, Rudi keluar rumah, memang belum terlihat tumpukan salju dan bahaya tadi. Sebagian orang masih beraktivitas, namun suasana lebih sepi.
"Tapi mungkin memang belum puncaknya saja," tambahnya.
Selain itu, pemerintah setempat rajin membersihkan salju dari jalanan. Sehingga, tak pernah terlihat salju yang sangat tebal. Puncak badai akan datang dalam beberapa jam ke depan.
"(Prediksi puncak badai salju) Midnight ini sampai siang besok," ungkap Rudi.
(mad/mok)