"Saya kira selama saluran beres, selama pompa beres air dari selatan ke utara. Kalau hujan tinggi jebol tanggul pasti banjir. Kalau tanggul tidak dijebol sungai semua meluap tidak sanggup nampung, itupun (banjir) tidak akan lebih dari sehari karena air pasang laut nggak mungkin lebih dari 6 jam," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015).
"Kalau pompa semua nggak disabotase, jalan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari tahun 1973 kita itu memiliki kewajiban pasti sesuai desain waduk tapi tidak dikerjakan. 42 tahun dari kajian pertama nih nggak bisa turun makanya harus pasang pompa. Tanggul juga belum siap tutup. Makanya kita lagi kejar. Ini PR 34 tahun sebetulnya," jelas Ahok.
Lanjut Ahok, begitu hujan lebat mengguyur Ibu Kota dirinya selalu langsung mengecek CCTV yang terpasang di setiap pintu air untuk memantau kondisi. Terlebih lagi saat ini Ahok juga sudah dapat mengecek dari tabletnya.
"Saya langsung lihat CCTV tuh pompanya jalan nggak, sungai waduknya kering nggak. SOP gampang, selama sungai turun berarti pompanya hidup," sambungnya.
"Jadi kalau hujan saya tinggal lihat CCTV. Beberapa yang besar sudah online," tutup mantan Gubernur Belitung Timur itu.
(aws/fjr)