Dalam surat yang dirilis kepada media Israel, sebanyak 43 tentara cadangan yang tergabung dalam satuan intelijen tersebut menolak untuk bertugas. Surat ini dikirim kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan sejumlah pejabat tinggi militer lainnya pada September 2014 lalu.
Mereka menolak untuk ikut serta dalam operasi militer Israel, yang menurut mereka, penuh dengan ketidakadilan terhadap warga Palestina. Demikian seperti dilaporkan media militer Israel dan dilansir AFP dan Reuters, Selasa (27/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menolak untuk ikut serta dalam aksi terhadap warga Palestina dan menolak untuk melanjutkan pengabdian sebagai alat untuk memperdalam pendudukan militer di wilayah pendudukan (Palestina)," demikian bunyi beberapa bagian surat, seperti dikutip media Israel, Yedioth Ahronoth.
Tidak ada nama tentara yang diungkapkan ke publik, karena tentara-tentara tersebut tergabung dalam unit intelijen yang memang tidak boleh mengungkapkan identitas mereka.
Unit ini bertugas melakukan pengintaian terhadap musuh di negara-negara Arab dan juga Iran, serta Palestina. Beberapa tentara yang bersedia diwawancara oleh media Israel, mengeluhkan tugas mereka mengumpulkan informasi pribadi dari warga Palestina yang bisa digunakan dalam merekrut informan.
"Anda telah melewati batas dan bertindak tidak layak dan menindaklanjuti apa yang telah Anda tulis, kami memutuskan hubungan dengan Anda," demikian bunyi surat pemecatan dari Komandan Unit 8200 seperti dikutip Channel 1 TV.
(nvc/ita)