Kisah Polisi yang Tetap Fokus Jaga KPK di Tengah Perseteruan dengan Polri

Kisah Polisi yang Tetap Fokus Jaga KPK di Tengah Perseteruan dengan Polri

- detikNews
Senin, 26 Jan 2015 18:12 WIB
Jakarta - Tensi hubungan antara KPK dan Polri memang saat ini tengah memanas. Setelah calon Kapolri Komjen Budi Gunawan dijadikan tersangka pemilik rekening gendut oleh KPK, tak berapa lama, Bareskrim menangkap paksa Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto.

Gesekan-gesekan antara kedua institusi tak terhindarkan. Perang pernyataan antara keduanya juga terlontarkan.

Puncaknya, ketika Bareskrim menangkap paksa Bambang Widjojanto. Gelombang dukungan kepada KPK langsung mengalir begitu derasnya. Sangat berbeda saat Budi Gunawan jadi tersangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Jumat (23/1) pagi, usai kabar penangkapan BW menyebar, ratusan aktivis mulai mendatangi KPK. Satu hal yang mereka suarakan, 'Hentikan Kriminalisasi KPK yang dilakukan Polri'.

Untuk mengamankan aksi massa itu, KPK tak bisa sendiri. KPK selalu dibantu petugas kepolisian untuk mengamankan setiap aksi.

Lalu, apa jadinya saat KPK dan Polri tengah berseteru?

Rupanya tak banyak yang berubah soal pengamanan. Petugas‎ kepolisian tetap menjalankan tugasnya dengan setia untuk mengamankan KPK.

Bahkan, saat BW ditangkap, para petugas kepolisian dari Sabhara dan Pamobvit terus berjaga dari pagi hingga pagi lagi. Mereka terus berusaha menjaga keadaan agar tetap kondusif.

Padahal, saat itu kemarahan para pendukung KPK terhadap Polri sedang dalam puncaknya. Tak jarang para pendukung KPK meneriakkan cacian terhadap institusi Polri.

Namun, para petugas kepolisian yang rata-rata berangkat brigadir itu tetap bersabar. Mereka tetap berusaha untuk tenang, meskipun institusi yang menaungi mereka tengah dicaci maki tepat di depan muka mereka.

"Kami polisi, sampai mati juga akan jadi polisi. Semua perintah ya pasti akan kami jalankan. Dalam keadaan bagaimanapun kami harus tetap menjalankan tugas. Yang penting bisa menjaga emosi," kata seorang anggota Sabhara yang biasa bertugas mengamankan gedung KPK. Namun, sang petugas yang berangkat Brigadir Dua itu tak mau disebutkan namanya saat ditemui di gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (26/1/2015).

"Kalau sedang ada masyarakat yang marah-marah dan ngatain Polri ya pasti kami agak tidak terima, tapi kami harus menahan hati, tugas kami menjaga agar tetap kondusif," sahut salah seorang anggota Sabhara lain.

Selain anggota Sabhara, petugas kepolisian yang selalu ada di KPK adalah Pasukan Pengamanan Objek Vital (Pamobvit). Setiap hari selama 24 jam mereka bertugas mengamankan gedung KPK.

Tak ada yang berubah saat adanya perseteruan KPK dan Polri. Mereka tetap bekerja seperti biasa dan tetap berusaha menjaga keamanan gedung KPK.

Saat mendengar adanya gesekan antara KPK dan Polri, mereka tak bisa berbuat banyak. Hanya bisa berharap kedua institusi bisa kembali rukun seperti sedia kala saat dipimpin Jenderal Sutarman.

"Kemarin-kemarin kan atasan kami yang bintang tiga dan bintang empat sering datang ke sini. Pasti senang lah lihat hubungan baik seperti itu," tutur seorang anggota Pamobvit berpangkat Aiptu.

Kini mereka hanya berharap hubungan Polri dan KPK akan kembali membaik seperti sebelumnya. Tak ada gesekan dan tak ada aksi saling melempar komentar pedas antara dua institusi penegak hukum itu.

Sembari berharap perseteruan bisa segera berakhir, mereka tetap menjalankan tugas. Tugas utama mereka yang masih dijalankan hingga kini, yakni mengamankan KPK, institusi yang tengah berseteru dengan dengan institusi yang menaungi mereka, Polri.



(kha/fjp)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads