Surat kabar setempat, The Sun seperti dilansir Reuters, Senin (26/1/2015), melaporkan bahwa si penelepon sebelumnya menipu badan intelijen Inggris untuk memberikan nomor telepon Direktur GCHQ, Robert Hannigan.
"Perdana Menteri mengakhiri panggilan telepon ketika semakin jelas bahwa panggilan tersebut ternyata tipuan," ucap juru bicara kantor PM Cameron, 10 Downing Street dalam pernyataannya soal panggilan telepon yang terjadi pada Minggu (25/1) tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut The Sun, pria yang berbicara dengan PM Cameron tersebut berbicara dengan sangat tertata. Pada Minggu (25/1) dini hari, dia menghubungi markas GCHQ dengan mengaku sebagai ajudan PM Cameron dan mengatakan bahwa Hannigan diminta menghadiri rapat darurat.
Entah bagaimana, pria tersebut berhasil mendapatkan nomor pribadi Hannigan. Beberapa jam kemudian, dia menelepon kantor PM Cameron dengan mengaku sebagai Hannigan, selaku Direktur GCHQ.
Dalam situsnya, GCHQ menyatakan: "Di GCHQ, kami biasanya tidak menghubungkan panggilan eksternal kecuali si penelepon menyebut nama atau nomor ekstensi telepon yang bisa diberikan ke operator."
Pascainsiden ini, sebut juru bicara PM Cameron, seluruh departemen pemerintah diminta waspada dan berhati-hati terhadap penelepon hoax.
(nvc/ita)