Korban-korban jiwa tersebut berjatuhan dalam kontak senjata yang berlangsung 11 jam. Pertempuran pecah setelah polisi bergerak masuk ke kota terpencil, Mamasapano yang dikuasai kelompok pemberontak Moro Islamic Liberation Front (MILF) pada Minggu, 25 Januari sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Operasi kepolisian ini dilakukan tanpa koordinasi terlebih dulu dengan para pemberontak muslim tersebut, sesuai ketetuan dalam perjanjian gencatan senjata. Hal inilah yang memicu kontak senjata mematikan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia tidak menyebutkan apakah ada anggota MILF yang tewas dalam peristiwa itu. Disebutkan bahwa kepolisian menargetkan dua tersangka teror dalam operasi di kota tersebut.
Kepala kepolisian Filipina Leonardo Espina serta Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas terbang ke Pulau Mindanao usai insiden tersebut. Dalam statemennya, Espina menyatakan, para polisi komando sedang mengejar "target bernilai tinggi" yang diyakini berada di balik serangan-serangan bom di Filipina selatan belum lama ini.
Sementara itu, pihak MILF bertekad untuk terus berkomitmen pada proses perdamaian meskipun terjadinya kontak senjata ini.
"Ini pertempuran pertama antara MILF dan pasukan pemerintah tahun ini. Semoga, ini akan menjadi yang terakhir," tutur kepala negosiator damai MILF Mohagher Iqbal.
"Kami berkomitmen pada proses perdamaian. Bagi MILF, gencatan senjata masih berlaku," tandas Iqbal.
(ita/ita)