Namun siapa sangka pria yang sudah 20 tahun menjadi penyelam TNI AL ini merupakan penari di Sendratari Ramayana Prambanan Yogyakarta. Saiful memang lahir dan besar di Yogyakarta. Rumahnya yang berdekatan dengan kawasan candi Prambanan membuat kehidupan masa kecilnya lekat dengan budaya dan kesenian. β
"Peran jadi Ramayanaβ, saya menari sampai tahun 1991. Dapat honor lumayan dulu. Dari Rp 800-Rp 1.500 sekali pentas. Sebulan bisa sampai 8 kali pentas," kata Saiful kepada detikcom di KRI Banda Aceh yang berada di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah lulus SMA, Saiful berhenti menari sementara dan merantau ke Jakarta. Tinggal beberapa bulan di Jakarta, dia memilih pulang ke Yogyakarta untuk kembali menari. Namun di tahun yang sama dia mendaftar TNI AL dan lolos.
"Tahun 1991 diterima masuk TNI AL. Saya masuk ke bagian senjata. Baru tahun 1995 ikut rekruitmen penyelam. Diseleksi lagi dan ikut pendidikan 6 bulan. Tes seperti awal masuk TNI," tuturnya.
Sejak Saiful menjadi anggota TNI AL, otomatis dia berhenti menari. Meski begitu Saiful masih memendam rindu berpentas tari memerankan tokoh Ramayana.β
"Kangen sekali. Tahun 2013 kemarin saya dapat undangan reuni penari-penari Sendratari Ramayana. Saya saat itu sedang tugas di Jakarta. Berangkat siang, sorenya nari, malam balik ke Jakarta," kata Saiful sambil tersenyum.
Saiful mengaku lulusan penari-penari Sendratari Ramayana kini sudah tersebar menjadi berbagai profesi. Profesinya sebagai tentara memang banyak mengundang kagum teman-temannya sesama penari.
"Katanya (teman-teman penari) lihat saya di TV, SMS bilang sekarang saya ganteng. Haha..," katanya sambil tertawa lepas.ββ
Saiful juga ternyata masih mengingat setiap gerakan tari tokoh Ramayana. Namun pria beranak tiga ini mengaku tak mau jika diminta menari di kawasan TNI.
"Nggak mau saya hehe..TNI dan penari beda. Menari penuh lemah lembut, sedangkan TNI harus tegas. Meski sama-sama ada peran-perannya. Teman-teman dan anak buah saya nggak ada yang tahu (kalau Saiful penari)," kata Saiful.β
Hingga saat ini, Saiful masih berada di KRI Banda Aceh, meliuk-liuk di lautan. Bukan menari untuk dinikmati penonton, melainkan mengevakuasi korban dan badan pesawat AirAsia yang celaka pada Minggu, (28/12/2014) tersebut.
(sip/try)