"Saya juga takut, rumah saya kan depannya masjid. Takut saya, takut diciduk," kata Pandu sambil tertawa, mengingat BW ditangkap saat mengantarkan anaknya sepulang dari masjid.
Pandu berbincang dengan wartawan di kediamannya Perumahan Mutiara Duta, Cimanggis, Depok, Minggu (25/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lah kok saya jadi merasa begini sekali, saya kan petinggi negara. Apa begini negara memperlakukan petingginya?" gugat Pandu.
Meski jadi incaran dengan aduan Mukhlis Ramlan ke Mabes Polri hari Sabtu (24/1), Pandu tetap berusaha bertindak wajar. Tak ada pengamanan khusus di rumahnya. "Nggak perlu (tambahan personel), itu ada satpam dari KPK 2 orang," ujar dia.
Hingga saat ini Pandu dan keluarganya belum pernah menerima teror. Dia pun siap menghadapi proses hukum atas aduan perebutan saham PT Desy Timber meski direktur perusahaan tersebut menyatakan tak ada persoalan dengan dirinya.
"Cuma kok jadi pas mau pensiun jadi begini. Mungkin juga nggak seru 4 tahun nggak pernah ngalamin. Yah jadi pukulan kecil, kenang-kenangan menjelang akhir-pensiunlah," kata Pandu yang akan purnatugas dari KPK pada Desember 2015.
(fdn/nrl)