Aksi protes ini dilakukan, warga Desa Tarai, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, pada Minggu (25/1/2015). Lokasi desa ini berbatasan langsung dengan wilayah Pemkot Pekanbaru.
Puluhan warga desa setempat, secara bergotong royong melakukan aksi protes ke Pemda Kampar. Caranya, mereka membentangkan pohon kelapa di tengah badan jalan. Sekitar 1 meter disisakan sedikit untuk sepeda motor melintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal menuju desa yang berbatasan dengan Ibukota Provinsi Riau ini, banyak terdapat perumahan. Lebih dari 500-an rumah warga bermukim di sana.
Saat musim hujan saat ini, jalan tersebut bak kubangan kerbau. Jalan tersebut selama ini tidak bisa dilalui kendaraan jenis sedan.
"Kami sudah 10 tahun tinggal di sini, tapi jalan tidak pernah diaspal. Dulu memang ada pengerasan jalan, tapi itu sudah lama dan kini sudah hancur lagi," kata Yusron (43) warga setempat kepada detikcom.
Masyarakat mengharapkan adanya perhatian dari Bupati Kampar, Jefry Noer. Tidak hanya sekedar jalan yang berlobang. Sebagian kondisi badan jalan pun ada yang sudah terkikis air parit. Akibatnya bahu jalan pun tersisa setengah saja dan sangat berbahaya untuk dilintasi kendaraan roda empat.
Kabag Humas Pemkab Kampar, Sabaruddin saat dikonfimasi detikcom tidak mengetahui adanya aksi tersebut. Namun jika tuntutannya adalah perbaikan jalan, pihaknya akan mengkoordinasikan dengan instansi terkait.
"Mestinyakan kalau ada kondisi jalan yang rusak, pihak desa melapor ke kecamatan. Agar masalah tersebut segera bisa diatasi. Kalau tidak pernah dilaporkan, bagaimana mau dimasukan dalam anggaran APBD tahun ini," kata Sabaruddin.
Kabag Humas Pemkab Kampar ini juga menyayangkan aksi yang dilakukan warga dengan cara memblokir jalan.
"Saya rasa kurang baik cara-cara memblokir tersebut, sebab nanti ada pihak yang dirugikan. Sampaikan saja kondisi jalan itu ke pihak aparatur desa terus ke kecamatan dan diteruskan ke Pemkab Kampar agar cepat direspon," tutup Sabaruddin.
(cha/mpr)