Permintaan yang pertama adalah, Bambang meminta agar mobil Panther yang dikendarainya dibawa pulang ke rumahnya di Cilodong, Depok. Namun permintaan itu tidak dikabulkan.
"Nggak dikasih (izin mobil dibawa ke rumah). Oke kalo begitu, saya minta yang kedua kalau nanti di suatu tempat saya mau buang air kecil? Dijawab tidak bisa. Pakaian saya seperti itu (pakai sarung dan gamis), saya under pressure itu," ujar Bambang kepada wartawan di kediamannya di Cilodong, Depok, Jabar, Sabtu (24/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat masuk ke mobil yang menurut Bambang cukup bagus, Toyota Fortuner, Bambang meminta anaknya, Izzat menemani.
"Saya pangku dia. Mereka siapkan mobil cukup baik, Toyota Fortuner. Anak saya di tengah saya, saya diapit oleh 2 orang Bareskrim," jelas Bambang.
Dalam perjalanan, Bambang kemudian berdiskusi dengan Izzat. "Izzat, ini yang namanya proses penangkapan. Syaratnya harus seperti ini-ini. Saya paham yang begitu-begituan kan. Kalau tidak ada seperti ini, caranya salah. Mungkin percakapan dengan anak saya mengganggu sehingga seorang penyidik itu ada yang mengatakan 'Ada plester nggak?'. Ini kan teror," papar dia.
(fjp/fjr)