Keenam teroris diterbangkan menggunakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 723 dari Palu pukul 09.00 WIB. Mereka datang di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 11.00 WIB. Keenam teroris ini mendapatkan pengawalan ketat aparat polisi.
Selanjutnya, mereka akan dikawal petugas dari Densus 88 Polri dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk digiring ke Mako Brimob Kelapa Dua. Pengawalan dilakukan secara ketat oleh puluhan polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keenam teroris ini ditangkap di Poso, beberapa waktu lalu. Mereka merupakan jaringan teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso dan Daeng Koro.
Mereka ditangkap dalam operasi yang digelar Densus 88 dan Polda Sulteng beberapa minggu ini untuk melakukan penegakan hukum terhadap kelompok teroris MIT yang telah meresahkan masyarakat Poso dan mengancam keutuhan masyarakat Poso. Kelompok teroris ini telah membunuh warga yang berkebun di sekitar keberadaan mereka agar warga tidak melapor ke Polri.
Keenam teroris itu yakni Ahmad Wahyono alias Yono Adem alias Yono Adim (28) yang ditangkap pada Rabu (10/12/2014) di Perempatan Jl Kalimantan, Poso. Yono terlibat sebagai bendahara sekaligus penyuplai logistik ke kelompok Santoso yang ada di gunung serta mengetahui bom Polres Poso yang dirakit di rumahnya.
Yang kedua, Farid Ma'ruf alias Farid Tinombo (32), ditangkap Kamis (11/12/201) di Jl Trans Sulawesi Tinombo Kabupaten Parigi Moutong menuju Pasar Siavu. Perkait bom ini terlibat kegiatan tadrib yang dipimpin Santoso, menerima hasil kejahatan dalam rangka fa'i dari Kalman, Yono Adim. Ia juga merupakan penerus bendahara kelompok Santoso yang pernah melempar bom kepada anggota pada saat penangkapan Ustad Yasin dan Kholid di Kanyamanya Poso.
Pasangan suami istri Hasan dan Rosmawati ditangkap di depan SMP 4 Poso, pada Sabtu (10/1/2015) siang. Mereka terlibat dalam pemberian dana ke kelompok Santoso, menampung dana serta mengetahui keberadaan para DPO Poso.
Tersangka Amirudin alias Aco Tabalu alias Aco Gula Merah alias Bunga Desa, ditangkap Minggu (11/1/2015) siang di depan rumah sakit Poso. Ia merupakan kurir dan pendukung logistik kelompok MIT yang mengetahui persembunyian DPO teroris dan ikut pelatihan militer bersama kelompok MIT.
Tersangka Imran alias Legenda, ditangkap Senin, 12 Januari 2015 pukul 07.00 WITA di rumahya di Desa Tabalu Kecamatan Mapane Poso. Ia merupakan kurir aktif Santoso, menyediakan tempat tinggal untuk kelompok Santoso, memfasilitasi pertemuan antara Santoso dengan istrinya serta Basri dengan istrinya di pondok kebunnya.
Sementara hingga saat ini Polri masih terus melakukan operasi untuk memburu dan mengungkap jaringan Santoso di Gunung. Masyarakat juga diimbau kerjasamanya serta semua pihak untuk saling mendukung penanggulangan terorisme di Poso yang sudah sangat meresahkan masyarakat Poso.
(mei/nik)