Jaksa Alberto Nisman ditemukan tewas di dalam apartemennya pada Minggu (18/1) malam waktu setempat. Dia tewas dengan luka tembak di bagian kepalanya dan terdapat sebuah pistol kaliber .22 di sebelah jasadnya.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (24/1/2015), otoritas Argentina awalnya menduga kematian Nisman sebagai aksi bunuh diri. Namun penyidik setempat menemukan sejumlah kejanggalan dan kecurigaan dalam kematian Nisman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Argentina menyatakan, tudingan Nisman terhadap Presiden Fernandez dan kematiannya saling berkaitan dengan pergolakan kekuasaan dalam tubuh intelijen Argentina serta pemecatan beberapa agen intelijen baru-baru ini.
Menurut otoritas Argentina, intelijen dengan sengaja menyesatkan dan menipu Nisman, bahkan mungkin ikut campur dalam penyusunan laporan 350 halaman soal kasus pengeboman yang diselidiki oleh Nisman.
"Saat dia (Nisman-red) masih hidup, mereka membutuhkannya untuk mengajukan dakwaan terhadap presiden. Selanjutnya, tidak diragukan lagi, mereka harus menghabisinya (Nisman-red)," sebut kepala staf presiden, Anibal Fernandez.
Kasus yang menjadi perdebatan ialah kasus pengeboman pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires pada tahun 1994 lalu. Pengadilan Argentina menuding sekelompok warga Iran memasang bom di lokasi tersebut, hingga menewaskan 85 orang.
Pekan lalu sebelum tewas, Nisman mengklaim Presiden Fernandez yang ingin menormalisasi hubungan dengan Iran, berusaha menutup-nutupi keterlibatan warga Iran dalam pengeboman. Normalisasi tersebut diperlukan agar Argentina mendapat akses kepada minyak Iran demi menutup defisit energi Argentina yang mencapai US$ 7 miliar per tahun.
Nisman menuding Presiden Fernandez ingin 'memutihkan' kasus pengeboman pusat komunitas Yahudi tersebut. Pihak Presiden Fernandez menyebut tudingan tersebut konyol dan tidak masuk akal. Sementara otoritas Iran telah membantah keterlibatan dalam serangan bom tersebut.
Isu konspirasi intelijen berawal saat pemimpin intelijen Argentina diganti pada Desember 2014. Beberapa agen yang membantu penyelidikan Nisman dipecat oleh pemimpin yang baru. Pemecatan terjadi setelah Nisman menuding ada agen dari faksi lainnya yang ikut serta dalam rencana Presiden Fernandez memutihkan kasus warga Iran tersebut.
Kepala staf presiden Fernandez meyakini bahwa Nisman tidak menulis sendiri laporannya, yang juga berisi tudingan bagi Presiden Argentina. Diduga ada yang mempengaruhi Nisman untuk menuduh presiden.
"Saya pernah bekerja sama dengan jaksa Nisman. Saya tahu dia sangat ahli dalam persoalan hukum. Dia tidak mungkin menulis hal-hal tidak masuk akal ini. Ini jelas-jelas tidak ada kaitannya dengannya, tapi ada orang lain di belakang dia yang memiliki agenda berbeda," tuturnya.
(nvc/nwk)