Penangkapan BW dan Siklus 3 Tahunan Ketegangan KPK dengan Polri

Penangkapan BW dan Siklus 3 Tahunan Ketegangan KPK dengan Polri

- detikNews
Sabtu, 24 Jan 2015 09:54 WIB
Jakarta - Friksi antara KPK dan Polri selalu menjadi kekhawatiran publik namun berulang kali terjadi. Ketegangan antara dua lembaga penegak hukum ini sudah menjadi siklus tiga tahunan.

Memanasnya hubungan KPK dan Polri pertama kali terjadi pada tahun 2009. Saat itu dua komisioner KPK yang memegang sektor penindakan Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah ditetapkan sebagai tersangka penerimaan suap terkait penanganan perkara oleh Bareskrim Polri.

KPK sempat goyang karena Bibit-Chandra ditahan Polri. Apalagi sebelumnya, Antasari Azhar sudah lebih dulu tersangkut kasus pembunuhan. Pimpinan KPK tinggal M Jasin dan Haryono Umar. Jaksa Agung Basrief Arief lantas turun tangan dan mengeluarkan deponeering untuk Bibit-Chandra. Satu kursi pimpinan KPK yang lowong lantas diisi Busyro Muqoddas, melalui proses seleksi yang terpisah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu pada 2012, ketegangan antara dua lembaga itu terjadi lagi. Kali ini berawal dari KPK yang mengusut kasus korupsi Kakorlantas Irjen Djoko Susilo. Di tengah pengusutan perkara itu, belasan perwira Polri menggeruduk gedung KPK untuk menangkap Novel Baswedan, koordinator penyidik dalam kasus Irjen Djoko. Secara tiba-tiba, Novel dijadikan kasus tersangka penembakan pelaku pencuri sarang burung walet pada 2004.

Ketegangan kembali berlanjut tiga tahun kemudian. Yang jadi sasaran kembali pimpinan KPK dan kali ini adalah Bambang Widjojanto. Pria yang akrab disapa BW ini ditangkap dalam kondisi diborgol untuk diperiksa sebagai tersangka terkait kasus perintah pemberian keterangan palsu di MK pada 2010. Saat itu Bambang adalah kuasa hukum salah satu kandidat dalam Pilkada di Kotawaringin Barat.

Bambang ditangkap pada Jumat (23/1/2015) pagi di pinggir jalan di kawasan Depok, Jawa Barat.
Sebelumnya, KPK telah menetapkan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka dalam kasus rekening tak wajar pada tanggal 13 Januari 2015, yang berimbas pelantikan Komjen Budi ditunda oleh Presiden Jokowi.

Β "Ini seperti siklus tiga tahunan. 2009 ada cicak vs buaya, 2012 ada penyerbuan, sekarang 2015 ini seperti tsunami atau apa. Ini saya melihat seperti ada siklus tiga tahun. Kita tidak tahu tahun 2018 apa yang terjadi," ujar Deputi Pencegahan KPK Johan Budi dalam konferensi pers bersama para tokoh di kantornya, Jumat (23/1) kemarin.



(fjp/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads