Peserta aksi membawa sejumlah kertas bertuliskan "saya KPK". Aksi sekitar pukul 16.00 WIB itu berlangsung di depan pintu gerbang Mapolda Aceh di Jalan Teuku Nyak Arief, Jeulingke, Banda Aceh. Para peserta aksi tidak menggelar orasi, melainkan hanya berdiam diri sebagai bentuk protes terhadap upaya kriminalisasi terhadap KPK.
Koordinator Masyarakat Transparansi Anggaran (MaTA) Aceh, Alfian mengatakan, penangkapan Bambang yang dilakukan Bareskrim Mabes Polri pagi tadi bukan hanya sebagai upaya pelemahan terhadap KPK, tapi ada upaya untuk menghancurkan lembaga antirasuah yang tengah membidik koruptor di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di tempat terpisah, puluhan aktivis antikorupsi menggelar aksi di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh. Aktivis yang tergabung dalam Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA) juga menggunakan topeng pimpinan KPK yaitu Bambang Widjojanto dan Ketua KPK Abraham Samad.
Dalam aksinya, mereka menilai penangkapan Bambang sebagai bentuk kriminalisasi terhadap KPK. Mereka mensinyalir, penangkapan Bambang yang dilakukan seusai mengantar anak ke sekolah terlalu politis.
Kepala SAKA, Mahmuddin mengatakan, penangkapan Bambang dikhawatirkan akan muncul Cicak vs Buaya dan ada upaya pelemahan terhadap KPK. Seharusnya, kata Mahmuddin, polisi sebelum menangkap Bambang harus terlebih dahulu menjelaskan pokok persoalan.
"Presiden harus segera turun tangan, jangan sampai terjadi Cicak vs Buaya jilid dua," kata Mahmuddin.
(try/try)