Menurut Humas RSUD Sumedang Iman Budiman, pihak rumah sakit akan melakukan observasi terhadap keluarga Ridwan. Ketiganya dijemput tadi pagi dari rumahnya di RT 1 RW 6 Dusun bojongloa, Desa Girimukti, Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang, atas perintah Dinkes Sumedang.
"Mereka dirawat dulu di sini dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena akan dilakukan observasi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Seperti pemeriksaan lab, radiologi atau CT scan," ujar Iman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barusan diperiksa syaraf-syarafnya saja. Baru pemeriksaan awal. Selanjutnya akan ditangani tim dokter" ujar Yordian Yahya, Dokter Spesialis Syaraf yang menangani keluarga Ridwan saat ditemui usai pemeriksaan di ruang Transit RSUD Sumedang, Jumat (23/1/2015).
Menurut Yordian, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan oleh dokter lain untuk kemudiaan didiskusikan penanganan selanjutnya.
"Nanti dievaluasi hasil rontgen-nya, paru-parunya, lehernya, atau nanti di CT scan. Tidak bisa saya simpulkan sendiri. Harus bersama tim lain seperti dokter penyakit dalam," terangnya.
Keluarga Ridwan tinggal di RT 1 RW 6 Dusun bojongloa, Desa Girimukti, Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang. Adeng dan kedua anaknya ada 2013 lalu sebenarnya sempat dibawa ke RSUD dan diperiksa. Dokter syaraf yang memeriksanya mengatakan bahwa kelumpuhan yang dialami ketiganya karena genetik. Ketiganya hanya diberi vitamin. Adeng mengalami kelumpuhan 17 tahun lalu, saat usianya 29 tahun. Holidin anak pertamanya lumpuh delapan tahun lalu atau saat berusia 16 tahun. Sementara Devi mengalami kelumpuhan saat umur 15 tahun.
Alhasil Ridwan lah yang kini menjadi tulang punggung keluarga. Selepas sekolah, ia berjualan gorengan milik tetangganya keliling kampung. Upahnya Rp 5 ribu.
(avi/ern)