"Mereka mempengaruhi tahanan lain untuk bergabung dengan ideologinya (ISIS-red)," tutur Menteri Dalam Negeri Malaysia, Zahid Hamidi kepada wartawan seperti dilansir AFP, Jumat (23/1/2015).
"Mereka adalah orang-orang garis keras yang ingin pergi dan berjihad di Irak dan Suriah. Kami ini menetralkan mereka," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zahid menyebutkan, ada sekitar 67 warga Malaysia yang diketahui pernah pergi ke Suriah dan Irak. Dari jumlah tersebut, 5 orang dilaporkan tewas saat bertempur di kedua negara yang menjadi markas utama ISIS tersebut.
Saat ini, jelas Zahid, otoritas Malaysia menahan sekitar 120 orang terkait ISIS.
Malaysia selama ini mempraktikkan Islam yang moderat dan menjauhkan diri dari para ekstremis. Namun entah bagaimana, ISIS memiliki kemampuan menghasut warga muslim di Malaysia untuk bergabung dengan mereka.
Untuk menangkal hal ini, otoritas Malaysia akan segera memberlakukan undang-undang antiterorisme yang baru untuk menangkal ancaman keamanan yang diberikan ISIS, seiring meluasnya kekhawatiran bahwa militan yang pulang ke negara asalnya bisa menebar ancaman teror.
(nvc/ita)