Organisasi Atom Internasional Temui DPR Bahas Nuklir di Indonesia

Organisasi Atom Internasional Temui DPR Bahas Nuklir di Indonesia

- detikNews
Kamis, 22 Jan 2015 18:09 WIB
Foto: Danu/detikcom
Jakarta - Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) ‎Yukiya Amano menemui Ketua DPR Setya Novanto. Mereka membahas soal penerapan dan pengembangan teknologi nuklir di Indonesia, termasuk wacana PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir).

Pertemuan digelar tertutup di Ruang Ketua DPR, Lantai 3 Gedung Nusantara III, DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/1/2015). Selain Yukiya dan Novanto, ada pula dua anggota DPR dari Partai Golkar Satya Widya Yudha dan Tantowi‎ Yahya.

"‎Saya berkunjung ke Indonesia untuk bertukar pikiran dengan pengambil kebijakan, teknisi, ilmuan, petani, dan nelayan," kata Yukiya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novanto menyatakan‎ Yukiya telah bertemu Menteri Bappenas, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. "Menristek sudah menelpon saya untuk menerima Dirjen IAEA ini," katanya.

Namun demikian, Yukiya menyatakan tak akan memaksa Indonesia untuk melakukan pengembangan nuklir lebih lanjut. Jika Indonesia berminat mengembangkan nuklir, IAEA siap mendampingi.

"‎Kami tak memaksakan kehendak perkara Indonesia akan menggunakan nuklir atau tidak. Namun bila Indonesia akan menerapkan teknologi nuklir lebih lanjut, IAEA akan mendampingi penggunaan nukli secara aman, selamat, dan berkelanjutan," katanya.

Novanto menjelaskan, Indonesia sudah menerapkan teknologi nuklir di bidang kesehatan, pertanian, dan pangan. ‎Satya Widya Yudha menyatakan Indonesia akan lebih membutuhkan tenaga nuklir untuk menunjang listrik di Indonesia. Apalagi, Indonesia merencanakan 35 ribu megawatt untuk lima tahun yang akan datang.

"‎DPR melihat itu hanya bisa tercapai bila melalui pengembangan nuklir," kata Satya yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR ini.

Malaysia, Thailand, dan Vietnam sudah mengembangkan pembangunan teknologi nuklir. Bila Malaysia‎ berhasil mengembangkan teknologi nuklir untuk listrik, jangan sampai Indonesia membeli dari Malaysia, karena Indonesia harus setara dengan negara-negara tetangganya.

"‎Tidak ada alasan Indonesia memanfaatkan teknologi ini," kata Satya.

Peristiwa reaktor Fukushima di Jepang yang bocor terguncang gempa tak perlu dikhawatirkan, justru itu telah menjadi pembelajaran dalam pemanfaatan teknologi nuklir

"Kasus fukushima bukanlah akhir segalanya," kata Satya.

(dnu/vid)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads