Sebut 6 Kali Pertemuan Samad dan PDIP, Hasto Tak Mau Pihaknya Disalahkan

Misteri Pertemuan Samad dan PDIP

Sebut 6 Kali Pertemuan Samad dan PDIP, Hasto Tak Mau Pihaknya Disalahkan

Ropesta Sitorus - detikNews
Kamis, 22 Jan 2015 15:38 WIB
Jakarta -

Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan peran Ketua KPK Abraham Samad (AS) dalam lobi politik menjadi cawapres Jokowi. Hasto menyebut, Samad menyalahi kode etik KPK karena bertemu PDIP selama 6 kali, tapi ia tak mau pihaknya disalahkan lantaran memberikan angin surga kepada Samad.

"Kami nggak pernah berikan angin surga, siapa yang berani hubungi Ketua KPK saat itu? Siapa yang punya kontaknya? Apalagi cuma seorang Hasto. Yang bertindak aktif itu inisial DL tadi," kata Hasto saat jumpa pers di The Capital Residence, SCBD, Jakarta Selatan, ‎Kamis (22/1/2015).

Hasto menyebut ‎ada satu tokoh politik yang juga mengaku sahabat Samad yang menawarkan diri untuk menghubungkan mereka. Pertemuan pertama digelar di salah satu ruangan apartemen mewah The Capital pada awal Januari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu hanya ada Samad, DL dan salah satu saksi lainnya. Hasto tak mau disalahkan meski menerima tawaran pertemuan tersebut. Padahal ia paham bahwa Samad juga melanggar kode etiknya sendiri saat itu. Tapi pertemuan dan lobi politik, seperti cerita Hasto, ‎bisa berlanjut sampai 6 kali di berbagai lokasi.

"‎Mereka lakukan pendekatan kepada kami terutama D. Karena ada upaya proaktif itu sebagai calon yang populer, Bapak Jokowi mendapat sosok wakil untuk mendapatkan cawapres yang bisa memenangkan. Pak Abraham simpatik‎," tutur Hasto.

‎Hasto membantah pihaknya yang aktif melakukan pendekatan. Menurutnya, inisiatif itu justru datang dari pihak Samad, lewat pihak ketiga yang disebutnya berinisial DL.

"Ya (lobi politik itu karena perintah Abraham Samad), terbukti bisa bertemu di sini. Tanpa ada komunikasi antara AS dengan DL, gagasan-gagasan itu nggak mungkin bisa sampai ke kami. Kami tahu ini yang melanggar. Tapi kami awalnya tidak percaya ada orang yang mengaku-ngaku bisa bertemu dengan beliau. Kami penasaran ini bisa ketemu," kata dia berdalih.

Lantas mengapa penasaran tersebut bisa berbuntut sampai 6 kali pertemuan? "Karena ada tahapan-tahapan, kami terus lakukan pendekatan. Itu sebuah proses," pungkasnya.

(ros/vid)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads