"Pada saat melakukan pertemuan-pertemuan itu bapak Abraham Samad selalu menggunakan ini (masker dan topi warna hitam, Hasto menunjuk yang dikenakannya-red). Warna maskernya hijau," jelas Hasto di Rumah Cemara, Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Pertemuan dilakukan lima kali dan salah satunya dilakukan pada 19 Mei malam di saat Hasto menyampaikan kalau akhirnya partai koalisi tidak memilih Samad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena baru dikatakan itu fitnah baru beberapa hari lalu. Mula-mula kami sendiri mau menutupi. Kami nggak mau mengungkapkan. Tapi ternyata handphone saya kan disadap, dan yang sadap ini mungkin ada yang pro dan kontra," urai dia.
Hasto kemudian mengajak rombongan wartawan ke The Capitol Residence di kawasan SCBD dengan bus. Di apartemen itu, Samad disebut Hasto datang ditemani seorang berinisial D1 dari profesional dan D2 dari internal KPK.
Namun Hasto menepis kalau apa yang dia sampaikan ini terkait penetapan Komjen Budi Gunawan yang disebut-sebut dekat dengan PDIP.
"Tugas saya adalah untuk memberikan kebenaran ketika bapak Abraham Samad mengatakan bahwa cerita di dalam 'rumah kaca' adalah fitnah. Saya tidak ada tendensi dengan persoalan Kapolri karena itu adalah institusi negara. Persoalan Kapolri tidak lagi menjadi persoalan kami. Tidak ada kaitannya. Ini lebih sebagai respon karena bapak Abraham Samad mengatakan berita-berita itu adalah fitnah. Saya di sini mengatakan bahwa itu bukanlah fitnah. Itu adalah kebenaran," urai dia.
(ndr/mad)