Seperti dilansir AFP, Rabu (21/1/2015), hasil penyelidikan kepolisian Korsel menemukan bahwa remaja berusia 18 tahun ini memiliki akun Twitter dengan nama 'Sunni Mujahideen'. Dia sempat menuliskan beberapa pesan dengan akun tersebut sebelum menghilang.
"Bagaimana untuk bergabung dengan IS (nama lain ISIS)? Apakah ada yang tahu? Saya ingin bergabung dengan IS," tulis remaja yang diidentifikasi sebagai Kim ini dalam akun Twitter-nya pada Oktober 2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak material yang menunjukkan ketertarikannya yang besar pada IS, tapi kami belum bisa memastikan apakah benar dia telah bergabung dengan mereka," tutur polisi senior dari Kepolisian Seoul, Chung Jae-il kepada wartawan setempat.
Jika benar adanya, maka ini akan menjadi kasus pertama di mana seorang warga negara Korsel bergabung dengan kelompok ekstremis di luar negeri.
Hasil penyelidikan polisi Korsel yang bekerja sama dengan otoritas Turki menunjukkan, Kim terakhir kali terlihat meninggalkan hotelnya di Kilis, yang terletak di Turki bagian selatan dan tak jauh dari perbatasan Suriah pada 10 Januari lalu.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel menuturkan, rekaman CCTV dari kepolisian Turki menunjukkan, Kim menumpang taksi tidak resmi bersama seorang pria tak dikenal. Keduanya berangkat dari sebuah masjid yang ada di dekat hotelnya di Kilis.
Menurut rekaman CCTV, Kim dan pria tak dikenal tersebut turun di kamp pengungsi di Besiriye yang berjarak 18 kilometer dari Kilis. Penyelidikan kasus ini masih terus berlanjut.
Orang tua Kim mengizinkan putranya pergi ke Turki dengan ditemani seorang kerabatnya, setelah remaja ini memohon kepada orangtuanya untuk mengunjungi teman baru yang dikenalnya secara online di Turki.
(nvc/ita)