"Jika dia memang mampu melakukan jihad individual di negara-negara Barat yang melawan Islam... maka itu lebih baik dan lebih membahayakan," ucap tokoh senior AQAP, Nasser bin Ali al-Ansi seperti dikutip SITE Monitoring dan dilansir Reuters, Rabu (21/1/2015).
Pernyataan Ansi tersebut menjawab pernyataan apakah umat muslim harus meninggalkan negara Barat untuk tinggal di negara-negara Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah melakukan upaya di sektor eksternal dan musuh mengetahui bahaya tersebut... Kami tengah bersiap dan mengintai musuh-musuh Allah. Kami mengimbau mereka yang percaya untuk melakukannya," ujarnya.
AQAP telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan brutal di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis pada 7 Januari lalu yang menewaskan 12 orang. Dua pelaku serangan, yakni Kouachi bersaudara mendapat pelatihan di Yaman pada tahun 2011 lalu.
Sementara itu, aksi penembakan di pangkalan militer Fort Hood di AS pada tahun 2009 lalu, yang menewaskan 13 orang diduga ada kaitannya dengan AQAP. Pelaku yang bernama Nidal Malik Hasan diketahui berhubungan dengan Anwar al-Awlaki, ulama AS yang juga perekrut bagi AQAP.
(nvc/ita)