Tragedi kecelakaan maut di Jalan Arteri Pondok Indah menyisakan cerita rumitnya mengeluarkan mobil ambulan. Saksi mata yang menolong korban mengatakan pihak puskesmas tidak bersedia mengeluarkan ambulan.
Faber Aries Irawan yang malam tadi sedang berada di depan Holland Bakery sempat mengecek keadaan korban yang terseret mobil Oulander.
"Waktu itu masih hidup, saya cek. Terus saya ke Puskesmas Kebayoran Lama Selatan minta keluarkan ambulan, tapi βnggak mau, alasannya harus standby disini (puskesmas)," ujar Sandi geram di Jalan Iskandar Muda, Arteri, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kaki saya bersimbah darah banyak banget. Terus akhirnya diangkut pake ambulan punya RW 02,"β ujar Aries yang tak mau diambil potonya itu.
Tabrakan maut ini terjadi sekitar pukul 20.30 WIB, Selasa (20/1). Petugas Unit Laka Polres Jaksel, Brigadir Sigit sebelumnya membeberkan peristiwa sebelum terjadinya tabrakan maut.
Christopher mulanya berada dalam mobil Outlander B 1658 PJE bersama dua orang lainnya yakni M Ali, pemilik mobil dan Sandi yang jadi sopir.
Ali menurut Sigit lebih dulu turun di Mayestik, Jaksel. Ali, Christopher dan Sandi berkendara dari Pacific Place. Nah dalam perjalanan, mendadak Christopher mengambil alih kemudi mobill
"Setelahnya cek-cok di dalam, (Christoper) minta kendali sopir," sambung Sigit.
Sandi lantas berusaha mengontak Ali, namun dilarang Christopher. "HP direbut (Christooper) kemudian dibuang," tuturnya.
Cekcok berlanjut kala Sandi mengambil HP yang dibuang di jalan sebelum mobil melewati Gandaria City. Saat itu pula, Christoper merebut setir mobil dan melaju kencang hingga terjadi tabrakan maut.
(idh/mpr)