JJ merupakan warga Kampung Cikarangge, Parakantelu, RT 01 RW 10 Desa/Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi. "Sehari tiga bungkus rokok ia habiskan, kalau tidak diberi ia kerap mengamuk dan kabur dari rumahnya, tentunya hal ini perlu perhatian serius karena kebiasaan itu bisa merusak kesehatannya," ungkap Didi Supardi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi di tempat tinggal JJ, Selasa malam (20/1/2014).
Didi melanjutkan, Dinkes melakukan kunjungan ke tempat tinggal JJ setelah banyaknya informasi yang masuk mengenai bocah perokok tersebut. Hasil pemeriksaan tim Dinkes ke keluarganya, kebiasaan JJ itu sudah berlangsung selama dua tahun lamanya, sejak JJ belum masuk ke Sekolah Dasar (SD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, ibunda JJ Nursari (35) mengaku sudah dibuat pusing dengan kelakuan putra ketiganya itu. Berbagai cara pernah ia lakukan termasuk membawa anaknya ke orang pintar, karena mengira kebiasaan buruk anaknya itu akibat "ketumpangan" leluhur.
"Pernah saya bawa ke orang pintar, sepulang dari sana bukannya sembuh kebiasaannya itu, malah minta lagi dibelikan rokok. Pernah saya tolak dianya ngamuk dan pergi dari rumah," tutur Nursari.
Ketika sudah merokok, masih kata Nursari putranya itu kerap meminta dibuatkan kopi dan layaknya orang dewasa ia pergi ke teras rumah dan mengobrol dengan orang dewasa. "Kadang ditemani tetangga atau pamannya," keluhnya seraya menyebut kebiasaan JJ ini sudah diketahui oleh guru dimana JJ bersekolah.
(ern/ern)