Peran krusial Martin yakni mulai dari pengatur kesepakatan harga yang harus dibayar istri Mr Bob Noor Ellis yang menjadi otak pembunuhan, hingga mengatur dimana lokasi pembunuhan. Untuk pembuangan mayat pria bertubuh buncit itu pun, Martin juga yang merencanakan.
Untuk menangkap Martin, polisi melakukan perburuan ke beberapa tempat. Mulai dari Jawa hingga ke daerah Sumba Barat dan Sumba Timur namun tak pernah berjalan mudah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlahan, persembunyian Martin mulai terkuak melalui rekanya Rangga yang lebih dulu ditangkap di Waitabulam Laura, Sumba Barat, NTT. Dari Rangga, polisi mendapat informasi Martin kabur ke daerah Tambang Ngaru, Har-Har, Sumba Timur.
Namun, saat melakukan penggrebekan polisi tak mendapatkannya. Pihak kepolisian hanya bertemu sepasang suami istri yang menjadi pemilik rumah tersebut.
"Kami pun memeriksa ibu-ibu itu yang sebelumnya dibayar oleh Martin. Dari keterangan ibu itulah kami meringkus Martin," ungkapnya.
Sekitar enam hari perburuan polisi, dari informasi terakhir apabila ke duanya sudah menampakkan diri di Sumba. Hingga akhirnya dibedil satu-satu. Ke dua kaki kanan para pelaku ditembus pelor panas polisi. Itu karena Rangga mencoba kabur, sedangkan Martin melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Polisi mengakui bahwa kedua pelaku merupakan DPO yang sudah untuk dicari. Belum lagi peran orang-orang di sekitarannya yang melindungi. Mereka pun dikeler pada sore hari tadi diterbangkan dari Bandara Waitabula menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai. Mereka pun selalu berpencar dalam masa melarikan dirinya. Namun tetap saling berhubungan untuk saling mengamankan dari kejaran polisi.
"Saat keduanya tertangkap barulah terungkap jika memang skenario atau ide pembunuhan diatur oleh Martin," jelas Heri.
"Dari mulai pembunuhan di dapur, dan Martin hanya sebagai pemegang kaki hingga pembuangan mayat korban. Semuanya diatur Martin. Begitu juga soal fee (pembayaran) bagi masing-masing pelaku," imbuhnya.
Dijelaskannya, Martin bekerja sebagai seorang satpam di daerah Canggu, Kerobokan, Badung, Bali. Sedangkan,
Rangga bekerja sebagai seorang sopir di tempat bangunan di daerah Kebo Iwa, Denpasar.
Dari nilai kontrak 150 juta pembayaran Noor Ellis, Martin mendapat 80 juta. Sedangkan Rangga 15 juta. Meski demikian, ke lima orang pelaku yang dikoordinir oleh Martin ikut berperan dalam eksekusi sadis Mr. Bob empat bulan lalu itu.
"Kami akan lakukan pemeriksaan kepada ke duanya. Kalau Rangga sudah dapat diperiksa malam ini. Jika Martin masih rawat inap di RS. Bhayangkara," tandas Heri.
(bil/fdn)