Menjawab masalah itu, Anies akan membentuk Direktorat Keayahbundaan untuk mengubah cara pendekatan orangtua dalam mendidik anak.
"Pendidik terpenting, tapi justru yang paling tak tersiapkan adalah orangtua. Pendidikan sebagai orangtua ini tidak tersentuh. Padahal pengajaran soal prinsip-prinsip yang mendasar itu di rumah," kata Anies yang dikutip dari Instagramnya, Selasa (20/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain di rumah, dalam pendidikan (ada di) anak usia dini dan taman kanak-kanak. Ada buku yang sangat terkenal "All I Really Need to Know I Learned in Kindergarten". Segala hal yang perlu Anda tahu mengenai hidup ini Anda pelajari saat TK. Dilarang mengambil milik orang lain, menghormati orang yang lebih tau, nilai-nilai seperti itu kan diajarkan di usia dini," papar Anies.
Anies menambahkan saat ini Kemendikbud beroperasi mengikuti era 2014, bukan lagi seperti di tahun 1990-an yang semua urusan pendidikan ada di Kementerian. Sekaran ini banyak hal sudah dipindahkan ke daerah. Kemendikbud adalah pembuat kebijakan, memantau implementasi, kualitas dan penjamim mutu guru.
"Sebelum beroperasi dengan cara itu, saya akan membentuk direktorat jenderal baru. Di antaranya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan, Direktorat Jenderal Pembinaan Sekolah dan Direktorat Keayahbundaan," jelas Anies.
Direktorat Keayahbundaan akan bertugas untuk menyiapkan orangtua di seluruh Indonesia agar bisa berperan penuh bagi anak-anaknya. Pendidikan ke orangtua tersebut bukan dalam bentuk sekolah orangtua, tetapi berupa rujukan untuk mendidik anak dengan metode-metode tertentu.
Orangtua bisa proaktif memberikan hal-hal positif dan perhatian kepada anak mulai dari perkembangan belajar hingga urusan personal. Sehingga daya pikir anak bisa bertambah baik dan bisa maksimal dalam memahami pelajaran.
(slm/nrl)