Uang tebusan yang diminta ISIS dalam video tersebut mencapai US$ 200 juta atau setara Rp 2,5 triliun. Batas waktu diberikan selama 72 jam terhitung sejak video tersebut dirilis hari ini.
Dalam tayangan video ISIS, seperti dilansir AFP, Selasa (20/1/2015), terlihat seorang pria yang merupakan salah satu anggota ISIS mengenakan pakaian serba hitam dan memegang sebuah pisau lalu berbicara dalam bahasa Inggris. Pria tersebut berdiri di antara dua sandera yang mengenakan seragam tahanan warna oranye.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria tersebut menyebutkan, permintaan uang tebusan ini merupakan kompensasi atas bantuan nonmiliter yang ditawarkan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam kunjungannya di Timur Tengah. Memang saat berkunjung ke Kairo, Mesir pada 17 Januari lalu, PM Abe menawarkan bantuan nonmiliter sebesar US$ 200 juta untuk membantu Mesir melawan ISIS.
Menanggapi ancaman ini, pemerintah Jepang mengaku pihaknya tengah memeriksa dan mempelajarinya.
"Kami mengetahui adanya laporan tersebut. Kini kami membahas lebih lanjut masalah tersebut," ucap salah satu pejabat Divisi Pencegahan Terorisme pada Kementerian Luar Negeri Jepang, yang enggan disebut namanya.
Salah satu sandera pernah muncul dalam video ISIS pada Agustus 2014 lalu dan menyebut dirinya sebagai Haruna Yukawa. Sedangkan sandera kedua diidentifikasi sebagai Kenji Goto yang merupakan wartawan lepas asal Jepang.
(nvc/nrl)