6 Jenazah Belum Teridentifikasi, DVI: Data Belum Sinkron

Tragedi AirAsia

6 Jenazah Belum Teridentifikasi, DVI: Data Belum Sinkron

- detikNews
Senin, 19 Jan 2015 17:59 WIB
(Foto: Imam Wahyudiyanta/detikcom)
Surabaya - Sama seperti kemarin, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim belum berhasil mengidentifikasi enam jenazah korban AirAsia yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Tim DVI belum menemui titik temu tentang identitas jenazah.

"Bukan berarti kami tak bekerja, tapi kami terus melakukan pendalaman," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Awi Setiyono kepada wartawan dalam konferensi pers di Polda Jatim, Senin (19/1/2015).

Awi mengatakan, enam jenazah yang ada di RS Bhayangkara Polda Jatim terdiri dari tiga jenazah perempuan dan tiga jenazah laki-laki. Keenam jenazah tersebut berlabel B028, B044, B045, B049, B050, dan B051.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Ketua tim DVI Polda Jatim Kombes Budiyono mengakui bahwa tim yang dipimpinnya dalam dua hari terakhir ini memang belum mampu melakukan matching baik ante dan post mortem.

"Tiap hari kami melakukan rekonsiliasi, tetapi belum ada titik temu," ujar Budiyono.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Biddokes Polda Jatim itu mengatakan, setidaknya ada dua hal yang menyulitkan tim untuk melakukan identifikasi. Pertama tentu saja data ante dan post mortem yang tidak sinkron atau belum lengkap.

"Contohnya, data post mortem menemukan data yang spesifik seperti gigi palsu. Ternyata keluarga korban pemilik gigi palsu itu tak tahu jika korban menggunakan gigi palsu. Jika tahu pun, keluarga tak tahu dimana gigi palsu itu dibuat, sehingga kami harus mencari sendiri baik di puskesmas, rumah sakit, maupun di tukang gigi. Lagipula, ada penumpang lain yang juga menggunakan gigi palsu," ujar Budiyono.

Untuk data antem mortem, Budiyono mencontohkan bekas operasi atau tahi lalat. Ada dua kemungkinan yakni keluarga tidak mengenali atau memang tidak ditemukan tanda itu dan yang kedua adalah tanda itu hilang karena kondisi jenazah yang sudah rusak.

Kesulitan kedua adalah mendapatkan data tambahan dari pihak keluarga. Hal ini seperti yang dikatakan kemarin bahwa keluarga sudah mulai mempersulit petugas yang ingin mengambil data untuk proses identifikasi. Budiyono sendiri membantah bahwa keluarga korban telah menghambat dan menghalang-halangi petugas untuk meminta tambahan data demi keperluan pemeriksaan DNA.

Budiyono mengatakan bahwa yang ada adalah seni pendekatan kepada keluarga, yang diaku Budiyono sejumlah keluarga memang tidak selalu mengizinkan petugas untuk dengan mudah mengambil data demi keperluan pemeriksaan DNA.

"Tidak semua barang kepemilikan korban muncul profile DNA. Makanya itu kami harus mengulang kembali dengan cara meminta data yang baru kepada keluarga korban," lanjut Budiyono.

Budiyono berharap proses identifikasi yang dilakukan timnya bisa segera mendapatkan hasil identifikasi. " Semoga mendapat hasil secara pasti yang tidak terbantahkan. Semoga besok dan ke depan ada kemudahan bagi kami," tandas Budiyono.

Hari ini, RS Bhayangkara menerima 2 jenazah lagi. Dengan demikian, total jenazah yang belum teridentifikasi berjumlah 8 jenazah.


(iwd/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads