Seperti dilansir AFP, Senin (19/1/2015), perlintasan Rafah yang merupakan akses penting bagi warga Palestina di Gaza ini, tidak dikuasai oleh Israel.
Rencananya perlintasan ini akan dibuka pada pekan lalu. Namun akhirnya ditunda karena insiden penculikan dan pembunuhan seorang polisi Mesir yang berjaga di perlintasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terminal perlintasan Rafah ini ditutup oleh otoritas Mesir setelah pengeboman mematikan di Semenanjung Sinai yang menewaskan 30 tentara pada Oktober 2014 lalu. Sejak saat itu, perlintasan ini baru dibuka dua kali.
Militer Mesir selama ini melawan serangan militan di wilayah Sinai, yang juga terletak di dekat perbatasan Israel. Aktivitas militan di Sinai semakin meningkat semenjak penggulingan Mohammed Morsi dari kursi presiden Mesir pada Juli 2013 lalu.
Militan paling mematikan di Mesir, Ansar Beit al-Maqdis memiliki markas di daerah semenanjung tersebut dan mengklaim sejumlah serangan mematikan terhadap tentara dan polisi Mesir.
Pada November 2014 lalu, militan ini menyatakan sumpah setia kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang merajalela di Suriah dan Irak.
(nvc/ita)