"Satu sisi tren batu giok yang dinilai menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi warga Aceh, justru lupa menghitung untung rugi dampak/risiko yang akan ditimbulkan pasca pengambilan bongkahan batu-batu sebagai bahan baku untuk diolah menjadi perhiasan. Semua pihak harusnya paham bahwa bumi ini/tanah ini butuh penjaga keseimbangan sebagai penyangga," terang Direktur WALHI Aceh Muhammad Nur, Senin (19/1/2015).
Menurut Nur, bencana ekologi seperti banjir dan longsor merupakan kejadian yang terus mengulang hingga awal tahun 2015 ini. Semua terjadi karena pengrusakan sumberdaya alam oleh berbagai bisnis sektor sumberdaya yang merusak tanpa terkendali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Demi menjaga kekayaan sumberdaya alam Aceh idealnya semua pihak harus mengambil peran memberikan perlindungan dengan cara tidak ikut andil merusak lingkungan yang semakin mengkhawatirkan," tutupnya.
(ndr/mad)