Tujuh orang yang semuanya berasal dari wilayah Galilee, Israel bagian utara ini, ditangkap pada November dan Desember 2014 lalu. Mereka mulai diadili di pengadilan distrik Haifa pada Minggu (18/1) waktu setempat.
Tidak disebut identitas ketujuh warga Israel yang ditangkap itu, hanya disebut mereka berusia antara 22-40 tahun. Demikian seperti disampaikan badan keamanan internal Israel, Shin Bet dan dilansir AFP, Senin (19/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak September 2014 lalu, pemerintah Israel menyatakan ISIS dan kelompok Abdullah Azzam Brigades jaringan Al-Qaeda sebagai organisasi ilegal. Sejak saat itu, Israel melarang kedua kelompok tersebut untuk berdiri di wilayahnya. Dengan memberlakukan larangan, Israel mengizinkan adanya langkah hukum terhadap siapapun yang diduga terlibat atau mendukung atau mendanai kelompok tersebut.
Menurut Shin Bet, pemimpin kelompok tersebut, Adnan Alaaeddin (40) menyebut kelompoknya cukup sering bertemu dengan ulama radikal Salafi.
"Adnan mengenalkan diri kepada anggota kelompok lainnya, sebagai komandan senior ISIS di Palestina dan dia menyebut dirinya sebagai sosok dominan di antara para aktivis. Selama pertemuan, Adnan akan mendorong mereka untuk melakukan operasi militer dan serangan terhadap Yahudi," jelas Shin Bet dalam pernyataannya.
Tersangka lainnya, Karim Abu Salah (22) ditangkap di Bandara Ben Gurion, dekat Tel Aviv ketika hendak terbang ke Suriah untuk bergabung dengan militan di sana. Saat diinterogasi, Karim mengaku dirinya membeli senjata yang akan digunakan dalam serangan terhadap militer Israel anggota minoritas Druze yang bergabung dengan polisi dan militer.
Shin Bet menegaskan, meskipun Israel sebelumnya pernah menangkap beberapa tersangka yang hendak berjihad ke Suriah, ini merupakan pertama kalinya sel teroris dari ISIS dibongkar di Israel.
(nvc/ita)