"Kami tentunya menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan, tetap tenang dan menghormati aturan hukum," tutur Jeffrey Rathke, juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (17/1/2015).
Petinggi Deplu AS itu pun menekankan hak universal bagi pers untuk bebas menerbitkan setiap bentuk informasi, termasuk karikatur. Bahkan menurutnya, sekalipun hal tersebut dianggap menghina oleh sebagian orang, tetap tak bisa dijadikan pembenaran untuk aksi kekerasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan meski kita mungkin tak selalu setuju dengan penilaian tertentu atau semua bagian dari kontennya, hak untuk mempublikasi informasi tersebut merupakan hak yang mendasar dan yang kita lihat sebagai hak universal," tandasnya.
Sebelumnya, empat orang tewas dan 45 orang lainnya luka-luka di kota Zinder, Niger saat para demonstran antipublikasi kartun Nabi, merusak tiga gereja dan membakar pusat budaya Prancis.
Kerusuhan juga terjadi di Karachi, Pakistan saat ratusan demonstran bentrok dengan aparat polisi di luar gedung konsulat Prancis. Tiga orang terluka dalam bentrokan tersebut. Di antara korban luka adalah fotografer AFP, yang terkena tembakan di bagian punggung.
(ita/ita)