Pemberontak Suriah perlu dilatih militer agar lebih solid dalam melawan militan ISIS yang merajalela di negara konflik tersebut. Demikian disampaikan pihak Pentagon kepada Reuters, Jumat (16/1/2015).
Ratusan tentara AS ini akan bergabung bersama ratusan tentara AS, yang sebelumnya telah dikerahkan ke Suriah untuk menjadi pendukung misi militer AS. Sejak akhir tahun lalu, AS bersama pasukan koalisi telah melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turki, Qatar dan Arab Saudi telah menawarkan diri untuk menjadi lokasi pelatihan ini. Namun Warren tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai jumlah pasti tentara yang akan dikerahkan dalam misi pelatihan tersebut.
Program pelatihan ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang pemerintahan Presiden Barack Obama untuk menguatkan pasukan lokal di Suriah, dengan tujuan utama menghentikan dan mengusir ISIS dari negara tersebut.
Pentagon memperkirakan, pihaknya bisa melatih hingga lebih dari 5 ribu anggota pemberontak Suriah selama tahun pertama, dan kemudian akan meningkat hingga 15 ribu anggota untuk merebut wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS.
Sementara itu, militer AS juga mengerahkan personelnya untuk melakukan misi pelatihan di Irak. Terdapat sekitar 2.140 tentara AS di Irak, dengan rincian sekitar 800 tentara bertugas melindungi fasilitas diplomatik AS, sedangkan sisanya sekitar 1.340 tentara menjadi penasihat atau melatih tentara Irak dalam melawan ISIS.
Misi pelatihan di Irak telah dimulai sejak 20 Desember 2014 lalu. Pelatihan dilakukan di sejumlah wilayah, seperti di Taji, Baghdad bagian utara lalu di sejumlah pangkalan militer lainnya di Arbil, wilayah Kurdi serta di Besmaya, Baghdad bagian selatan.
(nvc/ita)