Dalam keterangan mereka kepada ABC Australia Plus Indonesia, keduanya mengatakan sejak kecil sama-sama antusias terhadap bahasa asing, suka membaca mengenai politik dunia dan senang melancong ke berbagai tempat.
Mereka berteman baik saat masih kuliah di Institut Teknologi Bandung, keduanya aktif di unit kegiatan debat pada Student English Forum ITB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengambilan foto untuk pernikahan mereka dilakukan di dua kota di Australia, yaitu di Melbourne dan Sydney.
Fotografer mereka saat di Melbourne, Windu Kuntoro menyarankan memakai busana tradisional Jawa dengan lokasi di pusat kota Melbourne dan Brighton Beach.

Sejumlah warga Melbourne tertarik dengan busana yang dipakai "Apakah ini untuk mengikuti Deepavali?" tanya mereka, mengira busana yang dipakai adalah untuk perayaan festival bagi warga India. Mereka kemudian menjelaskan busana yang dipakai adalah busana Jawa.

Kota kedua yang dijadikan sebagai lokasi pengambilan foto adalah di Sydney. Fotografer Karim Chan memakai latar belakang gedung Opera House yang ikonik. Warga Sydney terlihat antusias melihat pemotretan tersebut.

Beberapa dari mereka mengucapkan selamat saat melintas. "Congratulations, Mate!" teriak mereka. Beberapa yang lain secara khusus mengatakan perasaan mereka, " I think both of you look wonderful and I wish you happy wedding." (Anda berdua tampak sangat menarik, dan selamat semoga berbahagia).
Yang menarik, ada pengunjung yang menyangka bahwa keduanya berasal dari kerajaan tertentu. "Are you royals?" tanya seorang pengunjung yang lewat.
Pengambilan foto yang berlangsung selama dua hari itu pun, secara tak langsung, telah memperkenalkan salah satu kekayaan budaya Indonesia di dua kota besar di Australia.
(nwk/nwk)