"Kebebasan pers bukan berarti kebebasan untuk menghina," tegas Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (15/1/2015).
Hal ini disampaikan sehari setelah harian terkemuka Turki, Cumhuriyet dan situs-situs Internet Turki mempublikasikan kartun Nabi dari edisi terbaru majalah satir Prancis, Charlie Hebdo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan pejabat tinggi Turki itu, masyarakat di negara tersebut sensitif akan agama mereka dan tak bisa diharapkan untuk bersikap sabar atas penghinaan bagi Nabi Muhammad.
"Jika beberapa mempublikasi kartun yang menghina Nabi -- dan inilah keadaannya dan ada sensitivitas di Turki -- maka ini provokasi... ini provokasi terbuka," ujar Davutoglu.
Pada Rabu, 14 Januari kemarin, pengadilan Turki memerintahkan pemblokiran akses ke situs-situs yang menampilkan sampul edisi terbaru majalah Charlie Hebdo yang memuat kartun Nabi Muhammad. Ini dilakukan setelah seorang pengacara mengajukan somasi dan menyebut publikasi kartun tersebut bisa membahayakan ketertiban umum.
(ita/ita)