Lewat statemennya, Taliban menyebut publikasi kartun Nabi tersebut sebagai aksi yang tidak manusiawi.
"Kami mengecam keras aksi menjijikkan dan tidak manusiawi ini dan menganggap para pelakunya, mereka yang mengizinkan itu dan para pendukungnya sebagai musuh kemanusiaan," demikian pernyataan Taliban seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (15/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaksan Taliban, para pemimpin dunia harus mencegah kartun-kartun seperti itu dirilis ke publik. "Publikasi harus dihentikan untuk mencegah bahaya lebih jauh bagi perdamaian dunia," demikian statemen Taliban. Disebutkan Taliban, jika publikasi dibiarkan berarti akan menodai keyakinan lebih dari satu miliar orang dan dunia pun akan kian terjerumus ke api kebencian dan perang.
Edisi terbaru majalah satire Charlie Hebdo menampilkan karikatur Nabi Muhammad yang mengenakan jubah putih sambil menitikkkan air mata dan memegang tulisan berbunyi 'Je Suis Charlie' atau 'Saya Charlie' di bawah headline yang berbunyi 'TOUT EST PARDONNE' atau 'Semua Dimaafkan'. Edisi yang terbit pada Rabu, 14 Januari tersebut laku keras di berbagai penjuru Prancis.
Edisi ini diterbitkan hingga 5 juta eksemplar karena tingginya permintaan. Jauh di atas biasanya, yang hanya mencapai sekitar 60 ribu eksemplar setiap minggunya.
Pihak majalah menyatakan, profit penjualan edisi ini akan diberikan kepada keluarga korban penembakan. Ada 12 orang, termasuk pemimpin redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier yang tewas dalam serangan brutal tersebut.
(ita/ita)