"Kita sudah mulai membuat prakiraan islah kepemimpinan. Islah kepemimpinan di sini adalah merger kepengurusan," kata juru runding kubu Agung Laksono, Andi Mattalatta, usai perundingan islah di Kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (14/1/2014).
Pola merger ini masih belum detail dibicarakan. Karena ini juga menyangkut posisi Ketua Umum, Sekjen, dan puluhan jabatan kepengurusan masing-masing kubu. Lalu bagaimana caranya puluhan pejabat kepengurusan ini bisa dimerger?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Struktur kepengurusan tingkat pusat dari kubu Agung (Munas Jakarta) dan kepengurusan kubu Ical (Munas Bali) bisa berjumlah 500 orang jika dimerger. Sharif menambahkan, pembahasan merger kepengurusan ini akan dilanjutkan pada perundingan pekan depan.
"Kita Minggu depan akan membicarakan merger struktur bagaimana penyatuannya. Dari pihak Ancol (Munas Jakarta kubu Agung) akan bawa masukan ide bagaimana kita menyusun kepengurusan yang akan datang dan begitu juga pihak Munas Bali," tutur Sharif.
Poin yang disepakati dari perundingan islah pertama hingga ketiga ini adalah soal dukungan terhadap Pilkada langsung, Pilpres langsung, Pileg proporsional terbuka, hingga menjadi mitra pemerintah yang kritis dan konstruktif. Sementara Golkar kubu Agung masih bersikukuh berada di Koalisi Merah Putih.
"Satu saja yang belum sama ialah kubu Pak Aburizal mengemban pola hubungan mitra kritis konstruktif itu di dalam pola Koalisi Merah Putih. Sedangkan teman-teman dari Pak Agung melaksanakan peran mitra kritis independen tak terikat koalisi," tutur Andi.
(dnu/trq)