"Setahun maksimum. Tapi ada pre elementary report itu terkait dengan faktual, bukan pesawatnya belok ke mana itu nanti. Analisis saja tidak boleh (dipublikasikan sebelum laporan akhir)," kata Ketua Tim Investigasi QZ8501, Prof Marjono Siswosuwarno, di kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/1/2015).
โMarjono menambahkan dalam laporan awal itu tidak ada transkrip dari CVR. Data dari FDR hanya sebagian untuk menggambarkan garis besar. Laporan awal ini dikeluarkan 30 hari setelah peristiwa kecelakaan terjadi. "โLaporan awal harusnya hanya fakta kasar, paling hanya garis besarnya," ujar dosen teknik mesin dan dirgantara ITB itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, sedang dalam proses konversi ke tabular, estimasi 2 minggu untuk grafik. Itu belum sampai didalami," ucap Marjono.
โSementara itu, Kepala Sub Komite Penyelidikan Kecelakaan Udara KNKT, Masruri, menegaskan para investigator berharap secepatnya menunaikan penyelidikan AirAsia QZ8501. Namun, tim mengutamakan kualitas penyelidikan sehingga perlu waktu agak lama.
"Kita ditentukan oleh regulasi nasional dan internasional, diharapkan maksimum 1 tahun selesai, kalau belum maka harus disampaikan kenapa. Namun bukan diartikan kita ingin berlama-lama," ujar Masruri di lokasi yang sama.
Laporan akhir itu nantinya akan dipublikasikan ke masyarakat, terutama kalangan penggiat industri penerbangan sehingga peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. "Hasilnya akan terbuka untuk masyarakat sebagai pembelajaran, khususnya pilot agar ini tidak terjadi lagi," kata Masruri.
Masruri juga menekankan, sesuai regulasi International Civil Aviation Organization (ICAO), laporan itu tidak digunakan untuk penuntutan atau menyalahkan pihak tertentu. "Yang pasti bukan untuk yudisial," ujar Masruri.
(vid/aan)