"Sebenarnya posisi Tongkang sudah sejak Minggu (11/1/2015) terombang-ambing di teluk Laut Palabuhanratu, mungkin karena terus dihantam ombak akhirnya bergeser hingga ke pinggiran pantai nyaris ke daratan," ungkap Udin (60) nelayan desa Loji kepada wartawan, sekitar pukul 17.00 WIB.
Muncul kekhawatiran, muatan batubara dalam tongkang tersebut tumpah dan akan merusak biota laut disekitar lokasi kandasnya tongkang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui terpisah, Kepala tata Usaha Unit Penyelenggara Pelabuhan Palabuhanratu Ade Jaya mengaku sudah berkoordinasi dengan agen kapal tongkang PT Spektra. "Kita sudah berkordinasi dengan pihak keagenan, menurut keterangan yang didapat saat ini mereka tengah mengupayakan sling (tambang) untuk menarik tongkang," jelas Ade.
Ade menduga, tongkang tersebut mengalami kerusakan pada “tug assist” nya (perahu penghimpit tongkang) sehingga kapal kehilangan keseimbangan dan akhirnya terombang-ambing hingga terbawa ke pesisir pantai loji. "Gelombang saat ini masih tinggi dan sulit diprediksi, hingga upaya evakuasi masih sulit dilakukan," imbuh dia.
Terkait kekhawatiran sejumlah nelayan terkait tumpahan muatan tongkang, Ade meminta nelayan untuk tidak khawatir karena tidak akan berpengaruh banyak terhadap pencemaran lingkungan. "Kalaupun ada pencemaran akan ada penanganan khusus oleh PLTU, kalaupun ada masyarakat nelayan yang khawatir saya pikir wajar-wajar saja," tutupnya.
(ern/ern)