Airbus mulai melakukan pembicaraan dengan otorita penerbangan tentang usulan untuk membuat mesin perekam data penerbangan terlempar secara otomatis dari pesawat jika terjadi kecelakaan.
Industri penerbangan Eropa tersebut mengatakan mereka sedang membahas dengan otorita penerbangan Eropa, EASA, untuk memasang mesin yang sering disebut kotak hitam itu dalam dua pesawat besarnya, A380 dan A350.
"Airbus sedang bekerja dengan EASA dan para pemegang saham lainnya untuk kemajuan diterimanya atas jalan pemecahan itu di kalangan industri," seperti tertulis dalam pernyatan juru bicaranya yang dikutip kantor berita Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perkembangannya nanti, kotak hitam yang terlempar secara otomatis itu -yang merekam data penerbangan dan suara- bisa dikembangkan untuk pesawat tipe A330 dan A320. A380, yang sudah dioperasikan beberapa maskapai, akan menjadi yang pertama.
Banyak pesawat militer sudah menggunakan teknologi seperti itu, yang belum digunakan dalam pesawat komersial.
Kotak hitam yang terlempar dari bagian ekor pesawat saat kecelakaan akan mengapung jika jatuh di air dan mengirimkan sinyal bahaya.
Dalam beberapa kecelakaan, termasuk yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501, pencarian kotak hitam memerlukan waktu yang cukup panjang.
Tim pencari baru menemukan kotak hitam AirAsia pada Senin 12 Januari atau lebih dua minggu sejak pesawat yang membawa 162 penumpang dan awak itu jatuh di Selat Karimata.
Kotak hitam dari pesawat Air France yang jatuh di perairan Brasil pada tahun 2009, misalnya, baru ditemukan sekitar dua tahun kemudian.
(bbc/nwk)