Imran dibekuk di kediamannya di Desa Tabalu, Kecamatan Mapene, Poso, Senin (12/1/2015).
Penangkapan dilakukan sekitar pukul 07.00 Wita tanpa ada perlawanan. "Keterlibatannya sebagai kurir Santoso, menyembuyikankan DPO Santoso, menyediakan tempat tinggal untuk kelompok Santoso dan fasilitaai pertemuan Santoso dan istrinya," kata Karopenmas Kombes Agus Rianto, di Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta, Senin (12/1/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima pelaku ditangkap Sabtu (10/1/2015), mereka adalah Ilham Syafii yang dibekuk di Desa Bungadidi, Dusun Beringin, Kecamatan Tanalili, Kabupaten Luwu Utara. Dia ditangkap pada pukul 10.15 WIB di desa Bungadidi dusun Beringin Kec. Tanalili Kab. Luwu Utara.
Ilham tewas ditembak kepolisian setelah sebelumnya melarikan diri dari upaya penyergapan. "Pada saat target melihat kendaraan tim, Target curiga dan berjalan ke arah perkebunan sehingga tim melakukan pencarian dan pengejaran, pada saat diperkebunan target melakukan perlawanan sehingga terjadi baku tembak yang mengakibatkan tersangka meninggal dunia," jelas Agus.
Tersangka dituduh sebagai pendukung pendahaan teror kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan swasta. Dia juga ditengarai pernah ikut pelatihan militer. "Sebagai kurir kelompok MIT pimpinan Santoso Dan Daeng Koro, serta mengetahui persembunyian DPO teroris" kata Agus.
Barang bukti yang dsita adalah pucuk senjata pistol jenis Browning Hi-Power automatic caliber 9 mm, penyidik juga menemukan peluru lima butir caliber mm, dan sebuah handphone jenis Samsung.
Penangkapan selanjutnya dilakukan kepada Saiful Jami pada pukul 11.30 Wita, di Jl Pulau Sabang. "Tersangka terlibat Tadrib 2010 di daerah Topoyo (Sulbar), bersama-sama membuat bom dengan tersangka yang sudah tertangkap," kata Agus. Saiful juga terlibat kurir logistik Mujahiddin Indonesia Timur, dan menerima kiriman dana dari ihkwan-ikhwan di luar Sulteng serta berperan sebagai pengurus keuangan kelompo MIT. "Juga membantu menyembunyikan DPO Daeng Koro dan Santoso," ujarnya.
Penangkapan selanjutnya adalah terhadap Rustam alias Ape, dia ditangkap di Jl Mentawai, Kayamanya, pada pukul 12.15 Wita. Rustam terlibat pelatihan militer di Morowali tahun 2007, membantu pengurusan keuangan dan pemberi dana operasi Tuturuga Morowali, serta membantu pelarian dn menyembunyikan DPO Daeng koro.
Densus juga menangkap pasutri Hasan dan istrinya pada pukul 14.15 Wita. Barang bukti yang disita adalah uang tunai Rp 23 juta. "Keteribatannya menerima dan mengirim dan kepada kelompok Santoso dan mendukung logistik kelompok tersebut," kata Agus.
Pada Minggu (11/1) pukul 12.23 Wita, Densus 88 menangkap Amiruddin alias Aco Tabalu alias Bunga Desa. Penangkapan dilakukan di depan Rumah Sakit Poso. "Keterlibatan tersangka sebagai kurir dan pendukung logistik kelompok MIT, dan mengetahui persembunyian DPO teroris, serta ikut pelatihan militer bersama kelompok MIT," kata Agus.
(ahy/aan)