Cerita PKL di Pasar Enjo, Demi Tambahan Rupiah Rela Terjerat Pungli

Cerita PKL di Pasar Enjo, Demi Tambahan Rupiah Rela Terjerat Pungli

- detikNews
Senin, 12 Jan 2015 13:38 WIB
Pasar Enjo (Edward/ detikcom)
Jakarta - Puluhan satpol PP menertibkan PKL liar di sekitar kawasan Pasar Enjo, Pulogadung. Namun ternyata 40 persen dari PKL itu memiliki kios di dalam pasar.

"Sejauh ini di Pasar Modern Pasar Jaya Enjo terdapat 940 kios, sementara yang sudah terisi sudah ada 420 pedagang. Hampir 40% dari 262 PKL liar di luar sebenarnya memiliki lapak di dalam pasar," ujar Kepala Pasar Agus Darmanto di lokasi, Jakarta Timur, Senin (12/1/2015).

Menurutnya setiap bulannya pemilik kios atau los di Pasar Jaya Enjo harus membayar retribusi. Semua retribusi yang dibayarkan pedagang akan masuk ke dalam kas daerah Pemprov DKI Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai program pemerintah tergantung keluasan dan jenis jualan, kalau kios. Perbulannya Rp 177 ribu sementara untuk los harus membayar Rp 98.000 perbulan," ujarnya.

Namun godaan ingin mendapat keuntungan lebih banyak membuat pedagang turun ke trotoar. Padahal dengan menggelar dagangan di pinggir jalan, pedagang harus membayar retribusi yang tak jelas peruntukannya, alias pungli.

"Kami di sini juga membayar retribusi. Uang retribusi itu diserahkan ke kelurahan, pemilik lapak dan ormas, sehari bisa kalau dihitung-hitung semuanya termasuk untuk listrik kita harus mengeluarkan Rp 20.000 per hari," ujar penjaja sayur Sa'adi.

Lantaran lapak sayurnya dibongkar oleh satpol PP, Sa'adi kini menjadi kebingungan. Iapun berharap kemurahan hati Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan penampungan.

"Sekarang saya bingung mau usaha kemana karena lapak sayur ini pendapatan saya sehari-hari. Setidaknya kalau boleh kami meminta penampungan," tutupnya.

(edo/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads