Informasi ini telah dikonfirmasi oleh dua pejabat senior Yaman, seperti dilansir Reuters, Senin (12/1/2015). Sebelumnya hanya disebutkan oleh sumber AS dan Eropa bahwa Said Kouachi yang mendapat pelatihan di Yaman.
Serangan terorisme di Prancis, pekan lalu, juga menjadikan jaringan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) sorotan media. Militan ini dikenal paling aktif melakukan serangan, baik di wilayah Yaman maupun di negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka bertemu Anwar al-Awlaki (tokoh senior AQAP) dan kemudian mereka dilatih selama 3 hari di padang gurun Marib tentang bagaimana menggunakan senjata. Mereka kembali ke Oman dan meninggalkan Oman pada 15 Agustus 2011 untuk pulang ke Prancis," imbuhnya.
Seorang pejabat intelijen Yaman juga membenarkan kakak-beradik tersebut telah masuk ke wilayah Yaman via Oman pada tahun 2011 lalu. Menurut sumber ini, mereka bisa dengan mudah masuk ke negara tersebut dengan memanfaatkan kesibukan militer Yaman yang tengah menangani unjuk rasa dan kerusuhan yang tengah melanda negara-negara Arab.
Pejabat tersebut juga mengkonfirmasi bahwa Said dan Cheriff Kouachi telah bertemu dengan Awlaki dan mendapat pelatihan di Wadi Abida, yang terletak di antara Marib dan Shabwa yang diketahui menjadi 'markas' Awlaki.
Awlaki yang merupakan perekrut militan berpengaruh ini, telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak milik Amerika Serikat pada September 2011 lalu. Kepada televisi Prancis, Cheriff sempat mengaku dirinya mendapat pendanaan dari Awlaki dan bahwa dirinya diutus oleh Al-Qaeda di Yaman.
Namun pejabat keamanan Yaman menyebut, tidak ada komunikasi sama sekali antara Kouachi bersaudara dengan AQAP semenjak mereka meninggalkan Yaman.
Said dan Cheriff Kouachi tewas ditembak polisi Prancis setelah dikepung besar-besaran pada Jumat (9/1) lalu. Serangan brutal mereka di kantor majalah Charlie Hebdo menewaskan 12 orang. Pengamat sempat menyoroti kemampuan mereka dalam menggunakan senapan dengan sangat baik dan keduanya disebut terlatih.
(nvc/ita)