"CVR masih di dasar, sudah diketahui tempatnya," kata Ketua Investigator KNKT untuk AirAsia Mardjono Siswosuwarno, saat dihubungi detikcom, Senin (12/1/2015).
Mardjono mengatakan, saat ini FDR sudah diangkat dan berada di kapal SAR. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang bertugas untuk membaca black box masih menunggu CVR diangkat.
"(CVR) mau diangkat," ucap Mardjono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marsekal Madya FHB Soelistyo menyebut FDR ditemukan di bawah puing sayap pesawat dan sudah diangkat oleh tim SAR.
Black box terdiri dari dua peranti yaitu CVR dan FDR. Pada umumnya CVR berukuran 30 x 12,5 cm. Alat ini untuk merekam percakapan pilot, kopilot, pilot dengan ATC, serta para awak pesawat. Sedangkan yang satunya bernama Flight Data Recorder (FDR) berukuran lebih panjang, 49 x 12,5 cm. Alat ini merekam data-data teknis pesawat seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, auto pilot dan lain-lain. Ada 5 sampai 300 parameter data penerbangan yang direkam dalam black box ini.
Durasi perekaman untuk CVR adalah 30 menit. Maksudnya setiap 30 menit data percakapan akan terhapus dan diganti dengan yang baru secara otomatis. Sedangkan FDR mempunyai durasi rekaman hingga 25-30 jam. Artinya setelah 25-30 jam, data akan terhapus dengan sendirinya. CVR dan FDR ini akan hidup secara otomatis apabila mesin pesawat dihidupkan.
Di dalam black box juga terdapat underwater locator beacon (ULB). Nah, jika black box ini jatuh ke laut, karena ada ULB maka posisinya bisa terdeteksi. ULB ini merupakan transmitter yang akan memancarkan gelombang akustik untuk memudahkan pendeteksian.
Black box sengaja didesain untuk tahan air, tahan benturan, dan tahan panas. Benda ini bisa tahan air sampai dengan 2 bulan. Kalau black box rusak itu artinya rusak luarnya. Memorinya tidak. (Baca juga: Ini Bagian-bagian Black Box dan Cara Membacanya).
(slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini