Dialah Lassana Bathily, imigran muda asal Mali yang memberikan kunci kepada polisi sehingga bisa dengan mudah masuk ke supermarket tersebut untuk menyelesaikan krisis penyanderaan. Saat kejadian, Bathily sedang berada di gudang bawah tanah toko tersebut ketika pria bersenjata, Amedy Coulibaly datang menyerang di lantai atas toko Hyper Cacher tersebut.
Melihat beberapa pengunjung lari ketakutan ke ruang bawah tanah tempatnya berada, Bathily yang berpikir cepat, mematikan lemari pembeku di gudang tersebut dan menyuruh mereka masuk bersembunyi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya memutuskan untuk pergi. Jika saya tidak pergi, polisi tak akan tahu bahwa ada banyak orang yang bersembunyi di ruang bawah tanah. Jadi saya mengambil risiko," tuturnya seperti dilansir NDTV, Senin (12/1/2015).
Awalnya, polisi sempat mengira dia sebagai pelaku penyerangan. Bathily pun sempat dipaksa untuk tiarap dan diborgol.
Namun setelah dijelaskan, polisi melepaskan borgolnya dan Bathily pun memberikan kunci untuk membuka tirai logam supermarket tersebut sehingga polisi bisa masuk dan melancarkan serangan. Keberanian Bathily menuai pujian.
"Orang itu sangat berani," tutur Mohammed Amine, teman dan mantan rekan kerja Bathily. Para saksi mata dan polisi pun memberikan pujian senada tentang Bathily.
Atas keberaniannya itu, Bathily pun banyak diwawancarai media.
Ketika seorang penyiar TV menanyakan bagaimana dia, yang seorang muslim menolong orang-orang Yahudi, dengan tenang Bathily menjawab: "Saya memang seorang muslim. Saya mengucapkan doa-doa saya di toko itu, setiap hari. Dan ya, saya menolong orang Yahudi. Kami semua bersaudara. Ini bukan soal Yahudi, Kristen, atau muslim. Kami semua ada di tempat yang sama, untuk saling membantu keluar dari krisis itu," tandasnya.
(ita/ita)