Lewat pengacaranya, Christian Saint-Palais, wanita bernama Izzana Hamyd ini menyampaikan perasaannya soal serangan brutal yang dilakukan suami dan saudara iparnya pada Rabu (7/1) lalu.
"Dia menyampaikan kemarahannya (atas aksi suaminya) dan mengecam kekerasan tersebut (kepada penyidik)," ucap Saint-Palais kepada AFP, Senin (12/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saint-Palais menuturkan, kliennya terus memikirkan para korban serangan brutal suaminya. Ketika ditanya tanggapan soal serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo, Izzana menyebut reaksinya sama dengan seluruh warga Prancis.
Ditambahkan Saint-Palais, Izzana mengaku sama sekali tidak pernah menyadari adanya tanda-tanda pada suaminya, yang menunjukkan dia akan melakukan serangan teroris keji seperti itu. Izzana menyebut dirinya sempat tertegun ketika mengetahui serangan yang menewaskan 12 orang tersebut.
Cheriff dan Said Kouachi menyerang kantor majalah Charlie Hebdo pada Rabu (7/1) lalu. Setelah melakukan penembakan brutal, keduanya kabur dari lokasi dan sempat menjadi buron selama 2 hari, sebelum akhirnya dikepung polisi di pinggiran Prancis pada Jumat (9/1), dan kemudian ditembak mati polisi saat hendak kabur.
(nvc/ita)