Mereka yang baru pertama kali membantu DVI ini mengaku ada rasa kebanggaan tersendiri ketika jenazah yang diidentifikasi berhasil terungkap.
"Memang ada capeknya karena pulang sampai malam. Tapi bangga kalau jenazah ada yang berhasil diidentifikasi," kata Saskia, mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya, Jumat (9/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapan lagi kita bisa bersama-sama dengan para profesor dan ahli dari dalam negeri dan luar negeri," terangnya.
Pengalaman yang didapat dari luar bangku kuliah ini juga dirasakan Rini, mahasiswi kedokteran UHT Surabaya. Ia mengaku sudah tak canggung lagi dengan mayat, karena saat kuliah sudah pernah menangani.
Namun ada sesuatu berbeda kita ikut terlibat DVI menangani korban pesawat AirAsia QZ8501 ini. "Ini kegiatan sosial. Tapi saya senang dapat bergabung serta mendapatkan ilmu lagi," terangnya.
Mahasiswi asal Tulungagung ini juga sudah menter (kebal) dengan bau yang ditimbulkan dari jenazah. "Saya nggak merasa bau. Mungkin sudah terbiasa dan tidak ada kiat-kiat khusus (untuk menghilangkan bau dari jenazah)," tandasnya.
(roi/try)