Risma Ungkap Cerita di Balik Layar Saat Dampingi Keluarga Korban QZ8501

Risma Ungkap Cerita di Balik Layar Saat Dampingi Keluarga Korban QZ8501

- detikNews
Jumat, 09 Jan 2015 18:42 WIB
Jakarta - Walikota Surabaya Tri Rismaharini membagi kisahnya selama mendampingi keluarga korban AirAsia QZ8051 yang hingga kini masih ada yang harap-harap cemas di Crisis Center RS Bhayangkara, Surabaya. Risma mengatakan tak pernah terbayangkan dalam benaknya akan insiden ini.

Meski rasa lelah dan kurang istirahat tak dapat ditepis dari air wajahnya, namun Risma tak pernah mengeluh. Dia berjanji untuk selalu menjamin segala sesuatunya berjalan dengan baik dan sesuai untuk para keluarga korban.

"Saya siapkan data-data untuk persiapan identifikasi supaya jenazah bisa segera diidentifikasi. Ini (cerita) di balik layar, saya bantu para dokter DVI yang melakukan identifikasi karena terus terang RS Bhayangkara nggak pernah ngira ada banyak korban. Sehingga, lampu dan baju dokter saya bantu fasilitasi termasuk juga sepatu bot karena kondisi kamar jenazah sudah demikian," terang Risma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dikisahkannya dalam jumpa pers di Gedung Menara Meredeka, Jl Budi Kemuliaan 1, Jakarta Pusat, Jumat (9/1/2015). Pikirannya tak hanya terfokus pada anggota keluarga yang masih menanti di Crisis Center, tetapi juga di rumah-rumah korban.

Apalagi dengan kejadian nahas ini ada salah satu anak yang hidup sebatang kara lantaran seluruh keluarganya menjadi korban AirAsia.

"Di crisis center 24 jam ada tim kami, saya juga jaga rumah-rumah korban 24 jam sudah sekian hari karena ada anak yang dengan kejadian ini menjadi yatim piatu," ucapnya.

"Saya juga kirim surat ke kepala sekolah anak yang sekolah di Singapura. Saya titip anak yang usia masih 15 tahun dan semua keluarganya meninggal. Saya juga minta izin mereka tidak masuk beberapa hari ini. Saya titipkan ke ibu-ibu asramanya," sambung Risma.

Mengenai penerimaan klaim asuransi yang jumlahnya mencapai Rp 1,25 miliar untuk korban yang menjadi yatim piatu dan di bawah umur, Risma menjamin dirinya sendiri akan turut mengawasinya secara langsung. Lantas apakah ada notaris yang akan mengurusnya?

"Ini masalah sensitif. Untuk anak-anak, saya berusaha mengawal sendiri karena jangan smpai anak-anak ini kemudian terlantar. Bahkan kemarin saya yakinkan siapa yang mengantar dia balik ke Singapura. Tantenya bilang nggak punya paspor, saya urusin paspornya agar bisa menemani," ujar perempuan berbaju batik tersebut.

"Saya juga buatkan kronologis tentang riwayat keluarga karena tentu ini bermanfaat bagi menyusun ahli waris. Kita buat track nama karena ada akta kelahiran tidak sama dengan kartu penduduk dan paspornya. Saya membuat track kemudian ada pernyataan keluarga pakai yang mana (datanya) supaya memudahkan klaim asuransi," pungkasnya.




(aws/fjr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads