Properti pribadi itu, kata Budiyono, lebih pada barang yang menyimpan sample DNA. Seperti, sisir rambut, sikat gigi dan alat cukur. Benda pribadi ini diperlukan pasalnya tim inafis DVI Polda Jatim semakin lama mengalami tingkat kesulitan yang tinggi dalam pengungkapan identitas jenazah korban AirAsia.
"Saya menyampaikan pada keluarga jika andalan terakhir adalah melalui DNA. Makin lama tingkat kesulitan dari tim inafis semakin sulit," ungkap Budiyono yang juga Kabid Dokkes Polda Jatim ini saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Jumat (9/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini tim DVI Polda Jatim telah menerima 160 sampel DNA. Dan masih ada 2 sampel DNA dari keluarga korban AirAsia yang hingga kini belum terlengkapi.
"Tinggal 2 keluarga yang belum melengkapi sample DNA. Sekali lagi hasil DNA ini dinilai paling akurat. Tim DVI terus berupaya supaya proses identifikasi yang menghasilkan keakuratan data yang benar, secara hukum, ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan baik di Indonesia maupun dunia," pungkasnya.
(gik/try)